Text
PERAN GURU DINIYAH DALAM MEMBINA PELAKSANAAN SHALAT BERJAMAAH SANTRI UNTUK MEMBENTUK KEDISIPLINAN SISWA MADRASAH ALIYAH SUNAN KALIJAGA SRONO-BANYUWANGI TAHUN 2020/2021
Silvi Fatimatus Sholeha, 2021. Peran Guru Diniyah dalam Membina
Pelaksanaan Shalat Berjamaah Santri untuk Membentuk Kedisiplinan Siswa pada
Madrasah Aliyah Sunan Kalijaga Srono-Banyuwangi Tahun 2020/2021.
Shalat adalah media komunikasi antara makhluk dan sang kholiq. Shalat
adalah pemisah antara keimanan dan kekafiran serta pencegah dari perbuatan keji
dan munkar. Kalau melihat realita sekarang banyak di kalangan remaja sudah
banyak terjadi perilaku yang menyimpang. Oleh karena itu, perlu adanya
pembinaan pelaksanaan shalat berjamaah di pondok pesantren agar para santri
dapat memiliki sikap yang baik dan disiplin yang tertanam sejak dini.
Fokus masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana peran Guru
Diniyah dalam Membina Pelaksanaan Shalat Berjamaah Santri Putri ?(2)
Bagaimana Pelaksanaan Shalat Berjamaah Santri Putri di Pondok Pesantren
Sunan Kalijaga untuk membentuk kedisiplinan siswa? (3) Apa faktor-faktor
pendukung dan penghambat bagi guru diniyah dalam meningkatkan kedisiplinan
santri putri untuk melaksanakan shalat?
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan peran Guru Diniyah
dalam membina pelaksanaan shalat berjamaah santri putri. (2) Mendiskripsikan
Pelaksanaan Shalat Berjamaah di Pondok Pesantren Sunan Kalijaga. (3)
Mendiskripsikan Faktor-Faktor Pendukung Dan Penghambat Bagi Guru Diniyah
Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Shalat Berjamaah Bagi Santri .
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah santri putri yang menjadi siswa MA Sunan Kalijogo. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawamcara, dokumentasi
dan penelusuran referensi dan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis deskriptif .
Penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa:(1) Peran guru diniyah dalam
membina pelaksanaan shalat berjamaah adalah a. Sebagai pembimbing yaitu
memberikan arahan kepada santri. b. Sebagai contoh atau suri tauladan yaitu
memberikan contoh kepada santri. c. Sebagai evaluator yaitu memberikan suatu
sanksi / suatu hukuman. (2) Ketepatan waktu dalam shalat berjamaah sudah
melekat pada santri. Saat adzan berkumandang , mereka sudah beramai-ramai
menuju musholla, mengantri wudhu‟ dan menata shaf dengan baik dan rapi. (3)
faktor pendukung yaitu Sarana dan prasarana yang ada sudah mencukupi dan
layak digunakan sehingga tidak menjadi suatu alasan santri untuk tidak mengikuti
shalat berjama‟ah. Faktor penghambat yaitu Tidak adanya atap penutup jalan ke
area musholla dari asrama santri membuat para santri putri kesulitan untuk pergi
ke musholla pada musim hujan. Kurangnya atap untuk menutupi musholla juga
menjadi salah satu faktor penghambat pelaksanaan sholat berjama‟ah ketika hujan
karena airnya bisa masuk kedalam musholla.
Tidak tersedia versi lain