Text
KHADIJAH
Namaku Seyra Citra Ayunindya. 37 tahun. Belum menikah. Kesepian.
Tak usah lagi kujabarkan bagaimana rasa sepi ini menghantui, saat semua
sahabat lebih memilih untuk berkumpul bersama keluarga. Aku sendiri, di sini. Di.
depan televisi dengan segudang pekerjaan di laptop juga drama korea yang tak
kunjung habis setiap judulnya. Tertegun, setelah pesan yang kukirimkan di kolom
group sahabatku. Sepi. Tak berbalas.
Tak pernah aku menyelamí sebuah arti kata perawan sampai suatu hari
mereka menyematkan sebutan perawan tua di akhir namaku. Sakit. Terluka.
Namun, harus bisa belajar ikhlas. Kesuksesan yang tersemat bagi kaum hawa
seakan tiada arti tanpa sebuah cinta di dalamnya. Kesuksesan yang kukejar seakan
percuma saat mereka mengatakan aku tak lagi berkesempatan menjadi seorang
wanita yang sempurna.
Sampai awan gelap itu akhirnya berarak pergi dan berganti dengan langit biru
yang memukau pandangan. Saat rahmatnya menyentuh kalbu, dan saat tetesan air
hujan berganti dengan tetesan embun yang begitu menyejukkan, aku tersadar jika
Allah telah memberikan waktu terbaik untukku. Saat-saat kebahagiaan itu tiba.
Ketika tak lagi satu nama yang datang padaku, melainkan dua nama yang
membuatku bimbang di peraduan.
Ben Hazaq dan Ilham Qaidu Muktafi adalah dua lelaki yang menghiasi kalamku
di akhir penantian. Dua lelaki yang diciptakan segitu mulianya sampai kelopak
mata tak mampu menampung setiap tetesannya.
Kala Anugrah berbicara maka setiap prasangka hanya menjadi duşta semata,
saat semua menjadi penimbang agar diri ini bisa menjalani semua kisah dan
rangkaian takdir dengan menjadi wanita seutuhnya dan melepas semua gelar juga
kesuksesan. Hingga kuyakin benar, jika makna pernikahan lebih indah dari.
segenggam berlian. Kebahagian itu hadir tanpa perlu menganggap penting berasal
dari mana pendamping kita, seberapa banyak harta yang ia miliki, dan seberapa
indah sebuah rupa. Semua mengalir karena hubungan yang begitu indah yang
tersebut menjadi kata cinta. Aku ingin menjadi Khadijah bagi suamiku karena
kebahagiaan Khadijah datang saat melihat Baginda tersenyum. Saat ia
menghabiskan harta demi perjuangan dan langkah suaminya dalam merajut Surga.
Semua itu ada dalam dirinya, sebuah hal sulit yang mampu dilakukan wanita mana
pun di dunia.
Tidak tersedia versi lain