Text
Puasa Dalam Dimensi Fikih-sufistik
Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh sebagian
masyarakat terkait problem puasa, penulis jawab dalam bagian
pertama buku ini. Pertanyaan muncul dari berbagai daerah di
Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Papua dan
daerah lain. Ini menunjukkan HARIAN BANGSA menjangkau dan
dibaca oleh masyarakat di kawasan-kawasan tersebut. Diperkirakan
pola pendekatan yang penulis gunakan ini akan menuai protes dari
kalangan yang menganggap bahwa hukum Islam harus merujuk pada
hukum yang "sudah jadi" dan sudah "siap saji" dalam kitab-kitab fikih
klasik. Pendekatan ini penulis pilih, karena himmah pembaca ingin
langsung tahu ketentuan ayat Alquran atau hadis yang menjadi
landasan hukum. Jadi, penulis hanya mengikuti arus besar pertanyaan
masyarakat itu.
Pada bagian kedua, penulis paparkan dimensi tasawuf dalam
puasa. Untuk itu saduran yang dikutip dari Kitab Ihya' penulis
lampirkan. Harus diakui bahwa pengarang kitab Ihya' adalah pemikir
yang kontroversial pada masanya. Untuk itulah kitab Ihya' ini pernah
menuai glombang protes massa di Maroko yang saat itu kawasan ini di
bawah kendali dinasti Murabithin. Protes itu muncul karena al-Ghazali
dinilai melecehkan prilaku ahli fikih (fuqaha) yang oleh al-Ghazali
dianggap terlalu bersifat formalis dan matrealistis. Walaupun demikian,
kitab yang sudah berusia 1000 tahun ini sampai saat ini masih menjadi
rujukan kaum Muslim seluruh dunia.
Tidak tersedia versi lain