Text
Inkisyaf
"Aku ingin bicara serius denganmu, Ara. Apa kau mau menerima cintaku?"
Azura merasakan jiwanya yang menderita karena perjodohan, kini
kembali terhibur oleh cinta yang ia damba,
"Kenapa kau diam, Ara?"
Serasa ditembak di tempat. Tanpa menatap Fatir, ia menjawab ungkapan
cinta itu,
"Aku mengajukan syarat Fatir, sebelum menerima cintamu!"
"Apapun syaratmu akan aku penuhi." Tantang Fatir sebagai lelaki.
"Selamanya kau harus menerima kekurangan diriku! Hanya itu syaratku."
Fatir lalu berdiri. Kemudian mengambil posisi duduk jongkok di hadapan
Azura, dengan kaki kiri la tekuk ke belakang. Fatir mengeluarkan mawar hitam
dari belakang punggungnya. Lantas, ia mengucapkan janjinya pada gadis
pujaannya sembari menyerahkan sekuntum mawar untuk Azura.
"Ara, kekuranganmu adalah hal yang harus aku cintai. Karena kekurangan
itu ada pada dirimu."
Senyum Azura menyungging menghiasi raut wajahnya yang ayu.
"Kamu tidak mau menjawab cintaku, Ara?"
"Fatir, cinta tak butuh jawaban. Tapi butuh dibalas dengan perhatian,
curahan kasih sayang, dan cinta itu sendiri."
Entah kenapa, di depan Azura. Fatir tak lagi bisa merangkai kata-kata,
apalagi membantah.
"Rasakan saja Fatir dengan hati dan jiwamu. Bukan dengan raga. Itulah
kesucian cinta."
Keduanya berjalan beriringan, tanpa bergandengan. Fatir dan Azura. Hati
keduanya saling bertautan, jiwa mereka berpelukan dengan mesra, tanpa
harus saling menjamah.
Tidak tersedia versi lain