Text
Wahai Rasulullah, Kenapa Engkau Marah: Mencermati Kisah dan Mengerti Hikmah di Balik Kemarahan Nabi
Kemarahan sering bermula dari kegilaan yang tak dapat diken-
dalikan dan kerap berakhir dengan penyesalan yang menya-
kitkan. Meluapkan kemarahan seakan bisa melegakan perasaan.
Kenyataannya, justru seseorang kerap sadar saat kemarahan itu
mereda: "Kenapa aku bisa seperti itu?!" Kemarahan memang
membuat seseorang tampak "gila" dan akan membuatnya malu
saat menyadari kegilaannya itu.
Sebab itulah Rasulullah mengatakan kepada sahabat yang me-
minta nasihat pada suatu saat, "La taghdab." Jangan marah.
Padahal, pada saat itu, sahabat tersebut tidak sedang marah.
Nasihat tersebut menyiratkan agar para sahabat menyadari
akibat buruk kemarahan-untuk diantisipasi. Sebab, akibat ke-
marahan hanya bisa dipahami jika seseorang tidak sedang dalam
kondisi marah.
Namun, apakah setiap kemarahan itu buruk?
Buku berharga ini memaparkan hadis-hadis yang mengisahkan
momen saat Rasulullah marah dan geram. Saat ia tidak menyukai
sesuatu yang terjadi di lingkungan keluarga, para sahabat, atau
masyarakat.
Apa saja yang membuat Rasulullah marah?
Kenapa sampai membuat Rasulullah marah?
Apa yang Rasulullah lakukan saat marah?
Kemarahan-kemarahan Rasulullah di buku ini menegaskan bah-
wa kemarahan yang terjadi pada saat tepat, di tempat tepat, dan
dilakukan secara tepat bukanlah hal buruk. Malah kemarahan itu
menjadi hal baik demi menghindarkan hal-hal buruk.
Tidak tersedia versi lain