Text
Sejarah Kajang
Kerajaan Kajang yang terletak pada ujung kaki pulau Sulawesi tepatnya di
Kabupaten Bulukumba, telah empat kali mengalami perubahan struktur
pemerintahan yaitu: (1) masa taumanurung yang hampir bersamaan pada tiga
Kerajaan Tellu Boccoe di Sulawesi Selatan, (2) masa Gallarrang yaitu suatu masa
dimana Gallarrang sebagai pucuk pimpinan dalam suatu komunitas, sebagai
contoh adat limayya bagi Kerajaan Kajang yang memiliki lima Gallarrang.
Gallarrang Lembang bagi Kerajaan Lembang, Gallarrang Laikang bagi Kerajaan
Laikang, (3) masa karaeng, dahulu Kerajaan Kajang terdapat tiga kerajaan yang
masing-masing berdiri secara berdaulat yaitu Kerajaan Kajang yang menganut
system adat limayya karaeng tallua, Kerajaan Lembang, dan Kerajaan Laikang, (4)
masa camat yaitu suatu sebutan yang berlaku secara nasional bagi pucuk
pimpinan kecamatan. Pengertian Kajang dalam berbagai versi, pada tulisan ini
menguraikan tiga pengertian Kajang yaitu: (1) Kajang berasal dari nama burung
yaitu burung Koajang yang dianut oleh komunitas Kajang hitam atau komunitas
ammatoa, (2) Kajang berasal dari kata sikajarian atau akkajarian yang dalam
bahasa Indonesia dapat terjemahkan secara sederhana sebagai tempat tercipta,
dan secara fakta terdapat sebuah kampung di Desa Malleleng yang bernama
Tupare yang dapat diartikan sebagai tempat tercipta, dan (3) Kajang berasal dari
bahasa Melayu yang artinya sebagai tempat bernaung atau berlindung, hal ini
sesuai isi pesan-pesan leluhur yang secara turun-temurun bahwa Raja Tellu
Boccoe di Sulawesi Selatan Payunga di Luwu, Sombayan di Gowa dan Mangkaue di
Bone ketiganya menjadikan Ammatoa di Kajang sebagai tempat meminta petua
atau pencerahan dalam menjalankan pemerintahan sebagai pa'la'langan tempat
berlindung.
Tidak tersedia versi lain