Text
MERENDA BHINNEKA CINTA
Sungguh tak pernah terbayangkan, apalagi kuimpikan akan
menjalani kehidupan di Pulau kecil berhawa panas ini. Di sini tak
Nilai Ujian
memberiku kebanggaan meski mengantongi
peringkat ketiga tertinggi di SMP, karena jangankan memilih SMA
unggulan favorit, SMA Negeri hanya ada satu di Tanjungpandan-
Belitung ini. Lebih menyebalkan lagi, di sekolah yang kata temanku
adalah yang terbaik inipun ternyata tak mampu menyediakan kostum
seragam untuk lomba gerak jalan yang kupimpin.
Sarana transportasi umum yang sangat minim dan terbatas
menambah kejengkelan tersendiri bagiku. Belum lagi soal fasilitas
layanan kesehatan yang memaksaku menjalani rawat inap di ruang
kelas bangsal yang kumuh saat terdiagnosa penyakit malaria dan
typhus. Mata hatikupun kian sepat karena ternyata di sini banyak
kutemui anak-anak Etnis Cina yang selama ini kuanggap sok dan
seenaknya sendiri. Kekasihpun tak mampu mencipta tawa justru dia
pergi setelah menyemai benih cinta di beranda hati.
Selama lebih tiga tahun aku menjalani kisah-kisah dalam gelisah
diri, merenda cinta yang bhineka diantara jingganya senja di tepi
pantai yang selalu kukagumi. Hingga menyihir rasa ketidaksukaan
menjadi kecintaan yang luar biasa. Lantas apa yang menghidupkan
hasrat selalu merindu untuk berkunjung kembali ?
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain