Di masa itu saya benar-benar terbenam dalam penghayatan. Saya mulai menyadari saya harus mulai mengenali diri sediri (baca: man arofa...). Mengenali saya ini siapa, dari mana, dan hendak ke mana. Saya menemui faktisitas diri: saya orang Jawa yang bergama Islam itu harus rela menerima kemestian bahwa saya "terpaksa" lahir di sebuah dusun di Jawa, yang dengan seluruh perangkat tradisi, buda…